Paparan Media Sosial (Tiktok dan Instagram) Ditinjau dari Status Kesehatan Mental pada Mahasiswa Kesehatan
DOI:
https://doi.org/10.70041/hpcej.v2i2.69Keywords:
Kesehatan Mental, Mahasiswa Kesehatan, media sosialAbstract
Mahasiswa program Ilmu Kesehatan menjadi kelompok mahasiswa yang mengalami stress yang lebih tinggi dibandingkan mahasiswa program ilmu lainnya. Stress pada mahasiswa sangat beragam, seperti beban akademik, hidup jauh dari rumah, harapan tentang kehidupan universitas, tekanan dari teman sebaya, lingkungan, dan keuangan, namun pada mahasiswa kesehatan, stress lebih banyak disebabkan oleh beban akademik. Stress yang berkepanjangan dan tidak tertangani dengan baik dapat memperburuk kondisi kesehatan mental individu. Berdasarkan hasil RISKESDAS (2018) 20% masyarakat di Indonesia, data dari UNICEF (2019) 14,2% remaja, dan survey I-NAMHS (2022) 33,3% remaja usia (10-17 tahun), serta penelitian kesehatan (2019) 70-75% individu remaja dan dewasa awal berpotensi mengalami gangguan kesehatan mental. Di era globalisasi, media sosial menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap gangguan kesehatan mental. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan paparan media sosial ditinjau dari status kesehatan mental pada mahasiswa kesehatan. Metode yang digunakan adalah cross sectional study dengan jumlah sampel 388 mahasiswa dari prodi Keperawatan, Farmasi dan Kebidanan di Poltekkes Kemenkes Bandung, Palembang dan Jayapura. Hasil penelitian menunjukkan 68% mahasiswa mengalami gejala gangguan mental emosional, 56,7% dengan paparan media sosial rendah. Hasil analisis menggunakan Mann-whitney menujukkan bahwa tidak ada perbedaan paparan media sosial pada mahasiswa yang mengalami gejala gangguan kesehatan mental emosional dan tidak (pvalue = 0,230). Implikasi praktis dari temuan ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam promosi kesehatan masyarakat.