Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) Di Wilayah Kerja Puskesmas Pulomerak Kabupaten Cilegon
DOI:
https://doi.org/10.70041/hpcej.v1i1.1Keywords:
Buang Air Besar Sembarangan (BABS), kepemilikan jamban, faktor ekonomi, ketersediaan air bersih, ketersediaan lahanAbstract
Buang Air Besar Sembarangan (BABS) adalah perilaku membuang kotoran manusia di tempat-tempat terbuka seperti di sawah, ladang, sungai, hutan, dan tempat terbuka lainnya dan dibiarkan menyebar sehingga mencemari lingkungan, tanah, dan udara. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Cilegon pada tahun 2020, sekitar 25% Wilayah Kerja Puskesmas Pulomerak telah menerapkan pencanangan Open Defecation Free (ODF). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor pendukung perilaku buang air besar sembarangan (BABS) di Wilayah Kerja Puskesmas Pulomerak, Cilegon, Indonesia Tahun 2021. Desain penelitian adalah cross-sectional dengan jumlah sampel 87 responden yang diambil secara acak sederhana. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan jamban (pvalue=0,387), ketersediaan sumber air bersih (pvalue =0,125), dan ketersediaan lahan (pvalue =0,387) tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku buang air besar sembarangan (BABS). Sedangkan faktor ekonomi (pvalue=0,034) memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku buang air besar sembarangan (BABS). Rendahnya pendapatan responden merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan perilaku buang air besar sembarangan (BABS).