Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Budaya Sedentari pada Mahasiswa Tingkat Akhir di Universitas Bhayangkara Jakarta Raya Tahun 2025
DOI:
https://doi.org/10.70041/hpcej.v3i2.168Keywords:
Sedentari, Mahasiswa, Karakteristik, Pengetahuan, Sikap Lingkungan FisikAbstract
Budaya sedentari merupakan perilaku kurang gerak yang ditandai dengan duduk dalam waktu lama dan minimnya aktivitas fisik. Data global maupun nasional menunjukkan bahwa proporsi gaya hidup sedentary cukup tinggi. Hal tersebut berisiko meningkatkan kejadian penyakit tidak menular seperti obesitas, diabetes tipe 2, penyakit jantung, serta gangguan kesehatan mental. Mahasiswa tingkat akhir termasuk kelompok yang rentan mengalami budaya sedentari akibat beban akademik yang tinggi, penyusunan tugas akhir, dan penggunaan teknologi secara intensif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan cross-sectional. Teknik total sampling dilakukan terhadap 113 mahasiswa tingkat akhir. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, dan analisis data dilakukan dengan uji chi-square. Hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara jenis kelamin (pvalue <0,001; OR = 36,581; 95% CI: 4,667 – 287,744), usia (pvalue = 0,041; OR = 2,364; 95%CI: 1,024 – 5,454), pekerjaan (pvalue = 0,004; OR = 3,106; 95%: 1,418 – 6,805), pengetahuan (pvalue = 0,025; OR = 2,377; 95% CI: 1,109 – 5,093), sikap (pvalue = 0,005; OR = 0,332; 95% CI: 0,152 – 0,722), dan lingkungan fisik (pvalue <0,001; OR = 4,320; 95% CI: 1,924 – 9,701) dengan budaya sedentari pada mahasiswa tingkat akhir. Berdasarkan temuan tersebut, disarankan agar institusi merancang program promosi kesehatan yang disesuaikan dengan karakteristik mahasiswa, seperti pelaksanaan edukasi berkala mengenai dampak gaya hidup sedentari, serta integrasi unsur aktivitas fisik dalam kegiatan akademik dan organisasi kemahasiswaan.